Picture
KAIRO -- Hafiz (penghafal Alquran) sekaligus pemimpin negara. Itulah dua gelar yang disandang oleh Mohammed Mursi dan Ismail Haniya.
Mursi tercatat sebagai Presiden Mesir pertama yang hafal Alquran. Pria bernama lengkap Mohammed Mursi Issa Ayyat ini bahkan bersama Istri dan seluruh anaknya adalah penghafal Alquran.
Mursi menjadi Presiden ke-5 Mesir yang menjabat sejak 30 Juni 2012. Mursi menjadi Anggota Parlemen di Majelis Rakyat Mesir selama periode 2000-2005 dan seorang tokoh terkemuka di Ikhwanul Muslimin.
Sejak 30 April 2011, dia menjabat Ketua Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP), sebuah partai politik yang didirikan oleh Ikhwanul Muslimin setelah Revolusi Mesir 2011. Ia maju sebagai calon presiden dari FJP pada pemilu presiden Mei-Juni 2012.
Pada 24 Juni 2012, Komisi Pemilihan Umum Mesir mengumumkan bahwa Mursi memenangkan Pemilu Presiden dengan mengalahkan Ahmed Shafik, Perdana Menteri terakhir di bawah kekuasaan Hosni Mubarak.
Komisi Pemilihan menyatakan Morsi memperoleh 51,7 persen suara, sedang Shafiq mendapatkan 48,3 persen. Pria yang pernah merasakan dibalik jeruji ketika pemerintahan Anwar Saddat dan Hosni Mubarak ini dikaruniai 5 orang anak dan 3 orang cucu.
Selain Mursi, pemimpin dunia yang juga penghafal Alquran adalah Perdana Menteri Hamas, Ismail Haniya. Bahkan anaknya yang bernama Aid berhasil menyempurnakan hafalan Alquran dalam 35 hari dan memperoleh gelar mumtaz (sempurna).
Baik Mursi maupun Haniya memiliki akar yang sama, yakni Ikhwanul Muslimin.
Mursi mewakili sayap politik Ikhwan di Mesir lewat Partai Kebebasan dan Keadilan. Sedangkan Haniya adalah pemimpin Hamas yang didirikan Syaikh Ahmad Yassin sebagai pengejawantahan perjuangan Ikhwanul Muslimin di Palestina. [rol]

 
Picture
WASHINGTON - Menurut dua orang mantan penasihat kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS), solusi diplomasi terhadap nuklir Iran tidak akan tercapai pada 2013. AS pun akan menginvasi Iran pada akhir 2013.
"Saya rasa, bila diplomasi gagal untuk menggagalkan niat Iran membangun senjata nuklir, AS akan menggunakan kekerasan," ujar Dennis Ross, yang sempat menjadi penasihat Bill Clinton dan Presiden Barack Obama, seperti dikutip Times of Israel, Sabtu (8/12/2012).
Mantan Deputi Penasihat Keamanan Nasional AS yang saat ini menjadi Duta Besar AS untuk Irak juga sependapat dengan Ross. Ross pun memprediksikan sikap Obama yang sampai sekarang masih aktif melakukan diplomasi.
"Saya rasa, pilihan pertama Obama adalah bernegosiasi mengenai isu ini. Bila ini gagal, kita akan menyerang," ujar Jeffrey.
Ross menjelaskan kembali, Obama masih sangat berharap bila diplomasi yang dilakukan kepada Iran akan berhasil. Namun Ross berpendapat, Obama bisa menggunakan pilihan militer dan menyerang Iran.
Ketika ditanya mengenai isu Palestina, Ross mengatakan bahwa AS memiliki pandangan yang cukup terbatas pada masa lalunya. Ross kembali menyinggung janji-janji Obama di priode pertamanya.
"Saya tidak yakin, Presiden Obama memandang bahwa AS bisa menggunakan tongkat sihirnya dan perdamaian akan segera tercipta. Bila kalian melihat pada priode pertamanya, Obama mengatakan, mengantarkan kedua pihak untuk mendiskusikan perdamaian jauh lebih sulit ketimbang apa yang dia harapkan," papar Ross.
"Sangat penting untuk menjunjung tinggi solusi dua negara dan saya rasa, pemerintah tidak akan mengabaikan itu. Bila kalian dapat menciptakan keadaan dengan banyaknya peluang, pemerintah akan mengambil tindakan besar," tutupnya.

 
Picture
Perempuan itu bernama “Shulamit Arazi Cohen” atau “Shulamit Cohen Shik” atau “Chulamit Mayer Cohen” alias “Shula Cohen” adalah beberapa sebutan nama dari seorang pelacur Madam Yahudi sekaligus agen perempuan Dinas Rahasia Israel (Mossad) di Libanon.
Al-alam (7/12) melaporkan, Shula Cohen menggunakan trik berzina untuk mengorek informasi intelijen dari para pejabat tinggi Arab dan dia mengaku telah melakukannya dengan banyak pejabat tinggi Lebanon.
Dengan berpakaian menerawang berhasil menjerat para pejabat tinggi Arab dan melalui hubungan seks, dan mengorek informasi rahasia dari para korbannya. Dia Bertanggung jawab penyebab masalah serius terhadap sistem perbankan seluruh Lebanon waktu itu. 
Setelah menancapkan pengaruhnya di antara pejabat Lebanon, akhirnya Shula dapat membuka sebuah kedai minuman keras dan sebuah rumah bordir di salah satu jalan Beirut. Dengan mengerahkan "anak buahnya di rumah bordir itu", Shula Cohen mengorek banyak informasi intelijen berharga dari para pejabat tinggi Lebanon.
Demi kepentingan Israel, Shula Cohen banyak memberikan informasi rahasia dan berharga pemerintah negara Lebanon dan Suriah. Pada tahun 1950, Shula berhasil mencuri protokol keamanan antara Suriah dan pemerintah Libanon dan menyerahkannya ke Israel.
Cohen melakukan misi mata-mata yang sempurna di Beirut, dia dan antek-anteknya menyebabkan kerusakan besar bagi perekonomian Lebanon. Sebab itu dia dianggap berjasa bagi Israel, tindakannya itu telah menjadikan dirinya pahlawan nasional Israel.    Mata-mata perempuan Mossad ini beraktivitas pada dekade 1950 dan 1960-an dan memfokuskan aktivitasnya di sejumlah negara Arab termasuk Lebanon. Pada 1956, Shula memperluas bisnis prostitusinya, dia dimiliki lima bordil lebih di tempat yang berbeda di Beirut.
Selain aktivitas spionase, Shula juga terlibat di berbagai aksi pembobolan bank dan penyelundupan uang orang-orang Yahudi ke Israel. Setelah 14 beroperasi, pada 9 August 1961, kedok Shulamit ditangkap dan dihukum seumur hidup. Akan tetapi dia dibebaskan pada 1967, dalam pertukaran tawanan Perang Enam Hari. Sekarang, "agen pelacur" bernama asli Shulamit Arazi Cohen ini dinobatkan sebagai pahlawan nasional Israel.
Tak hanya Shula. Beberapa waktu, mantan menlu Israel, Tzipi Livni juga mengaku telah pernah berhubungan seks dengan sejumlah pejabat tinggi Arab demi mengorek informasi rahasia.

Para agen rahasia Mossad dibekali prinsip menggunakan segala cara untuk memperoleh informasi soal kelemahan dan kekuatan musuh. Dari berhubungan seks, hingga bahkan menyiksa. Dasar itu pula yang dipegang mata-mata Mossad.

Tentu saja, seks menjadi senjata andalan kaum perempuan. Karena itu pula, Rabbi Yahudi, Ari Shvat mengeluarkan fatwa, bahwa: “Agen Mossad perempuan boleh bersetubuh (berzina) dengan musuh untuk mencapai misinya”, sebut Rabbi Yahudi itu seperti dilansir surat kabar Israel, Haaretz dua tahun lalu. (*/azz)

    FREE PALESTINE

    Apakah pantas aku beristirahat, sementara saudara saudaraku berpayah payah di jalan Allah? Apakah pantas  aku tidur nyenyak sementara saudara saudaraku disiksa di jalan Allah? Apakah pantas aku tinggalkan amal Islami sementara aku melihat kesulitan berat dan peperangan hebat melawan musuh sedang dihadapi oleh umat Islam?”

    Archives

    December 2012

    Categories

    All